Senin, 11 Agustus 2014

Nama unik Arachnida troglobion

Troglobion adalah biota khas gua yang hanya hidup di dalam gua. Sebuah lingkungan yang gelap, lembab, dan cenderung ekstrim. Kelas Arachnida adalah salah satu kelompok hewan yang menyumbang cukup banyak jenis troglobion. Hewan bertungkai delapan ini kerap menunjukkan ciri-ciri troglomorfisme (karakter morfologi khas gua) yang kuat, seperti reduksi mata dan pigmen, pemanjangan alat sensor dan alat gerak, dan modifikasi pada organ penghasil benang. Adaptasi yang terdapat pada jenis troglobion tidak hanya berlaku pada morfologi saja, tetapi juga dibarengi perubahan aspek fisiologis dan perilakunya.

Selain keunikan pada morfologi, fisiologi, dan perilakunya, beberapa arachnid troglobion ternyata memiliki nama-nama yang unik. Nama unik ini bisa pada nama latin, maupun nama umum/lokal. Berikut beberapa jenis yang menurut saya memiliki nama yang unik:

1. Apochthonius mysterius
(Pseudoscorpiones: Chthoniidae)
Jenis ini termasuk dalam kelompok kalajengking palsu (Bangsa Pseudoscorpiones). Nama A. mysterius mungkin bisa membuat orang bertanya-tanya, semisterius apa hewan tersebut? Ups, jangan salah, tidak ada yang aneh dengan pseudoscorpion yang satu ini. Nama 'mysterius' sebenarnya diadopsi dari nama sebuah gua di Minnesota. Gua Mystery adalah salah satu gua panjang di Amerika, di mana A. mysterius ditemukan di dalamnya. Tetapi kalau Anda bertanya mengapa gua itu dinamai Gua Mystery, maka saya jawab tidak tahu. Karena saya belum pernah ke sana dan bertanya kepada orang-orang di sana.

2. Adelocosa anops
(Araneae: Lycosidae)











A. anops (Sumber Foto: arkive.org)

Keunikan dari jenis ini terletak pada nama umumnya (common name), di mana jenis ini sering disebut 'no eyed -big eyed wolf spider'. Nama yang nampak saling bertentangan. 'Big eyed wolf spider' merujuk pada nama umum kelompok laba-laba yang termasuk Suku Lycosidae ini. Sementara nama 'no eyed' diberikan karena jenis ini mengalami reduksi ekstrim pada matanya, sampai hilang sama sekali. A. anops hidup di gua vulkanik di Pulau Kaua'i, Kep. Hawai. Jenis ini dimasukkan dalam daftar merah jenis terancam punah, IUCN sebagai jenis dengan kategori genting.

3. Sinopoda scurion
(Araneae: Sparassidae)










S. scurion (Foto oleh Peter Jager / wired.co.id)

Keunikan jenis ini terletak pada nama penunjuk spesies 'scurion'. Nama laba-laba yang ditemukan di Laos itu diambil dari nama sebuah perusahaan produsen headlamp (lampu kepala) asal Swiss, Scurion. Produk headlamp ini cukup terkenal di kalangan penelusur gua. Itu karena ketangguhannya. Konon harganya juga lumayan menguras kantong.

4. Amauropelma matakecil
 (Araneae: Ctenidae)














A.  matakecil (Foto oleh Sidiq Harjanto)

Jenis yang satu ini adalah wakil dari negeri kita. Jenis ini memiliki mata yang telah jauh mereduksi dan hanya menyisakan bintik-bintik kecil. Karena itulah jenis ini kemudian dinamai 'matakecil' sebagai penunjuk spesies. Laba-laba ini hanya ditemukan di beberapa gua di kawasan karst kecil di Pegunungan Menoreh.

Itulah beberapa jenis arachnid troglobion yang menurut saya memiliki nama-nama yang unik.

Rabu, 04 Desember 2013

Si penyusup

 Argyrodes sp. pada jaring N. malabaricus (Foto Sidiq Harjanto)

Adalah Argyrodes (Suku Theridiidae), marga laba-laba yang kebiasaan hidupnya menyusup ke sarang laba-laba jenis lain, dan mencuri makanan yang tesangkut pada jaring mereka. Kebiasaan ini disebut 'kleptoparasit'. Jenis-jenis anggota marga ini termasuk kosmopolit, dan umumnya berukuran relatif kecil.

Saya pernah menjumpai dan mendokumentasikan salah satu jenis Argyrodes yang warnanya merah. Jenis ini hidup berdampingan, berbagi sarang dengan nephilid Nephilengys malabaricus.

Minggu, 06 Oktober 2013

Bathippus sp. (Salticidae). Foto Sidiq Harjanto

Selasa, 04 Desember 2012

Si cantik yang mematikan

Teman saya telah mengirimkan foto spesimen laba-laba yang telah rusak. Gigitan laba-laba ini dilaporkan menyebabkan sakit yang luar biasa hingga kelumpuhan selama beberapa hari. Saya langsung tertarik dengan foto tersebut, karena meskipun telah rusak, cukup jelas bahwa laba-laba itu dari Suku Theridiidae. Dalam kelompok ini terdapat si laba-laba janda dari Amerika (Latrodectus mactans) yang gigitannya dapat mengakibatkan kematian.

 Beberapa hari kemudian saya mengunjungi tempat asal spesimen tersebut dikoleksi. Seorang ibu (saya lupa nama beliau) bersama suami dan anaknya membantu saya mencari laba-laba yang menurut informasi banyak dijumpai di tempat itu. Sambil mencari, beliau bercerita bahwa pada musim-musim tertentu banyak sekali laba-laba bersarang di lahan pertanian. Pada saat itu juga, banyak petani yang tergigit dan harus dirawat di rumah sakit. Biasanya karena tanpa sengaja memegang si laba-laba atau mengusik sarangnya.

 
Setelah beberapa saat berkeliling ladang, akhirnyaaa... Satu sarang yang masih aktif pun ditemukan di rerumputan. Saya mencoba mengamati si delapan tungkai itu dari dekat sambil mengambil beberapa foto. Dia cantik, tubuh dan tungkai-tungkainya dominan berwarna hitam. Ada warna merah di bagian punggung, sekilas seperti tanda panah dari bagian belakang ke depan. Di bagian ventral ada tanda menyerupai 'jam pasir' yang juga berwarna merah. Si cantik ini dengan anggun menjaga 3 kantong telur di sarangnya yang tidak beraturan. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, laba-laba ini saya yakini dari Marga Latrodectus. Saya mengoleksi laba-laba itu berikut telur-telurnya.


Saya buka literatur dari artikel dan beberapa situs internet, mencoba mengidentifikasi jenis laba-laba misterius tersebut. Saya tidak berani memberi memastikan jenis laba-laba yang bertanggungjawab atas gigitan menyakitkan para petani. Tetapi dugaan saya mengarah ke Latrodectus hasselti. Di literatur disebutkan jenis ini native benua Australia, meskipun populasi-populasi kecil ditemukan juga di New Zealand, Jepang, dan beberapa negara lainnya sebagai spesies introduksi.

Jika benar spesimen yang saya koleksi tersebut adalah L. hasselti, bagaimana mereka sampai di sini? Di tanah Jawa?


 *didedikasikan untuk semua korban gigitan laba-laba*

Lebih dari satu tahun tak tersentuh..


Heran...
Tadi malam tiba-tiba teringat, loh saya kan punya blog..kok bisa lupa yaa..
Terus saya buka blog ini dan hmm, sedikit demi sedikit semangat saya untuk menulis mulai tumbuh.
Baiklah, kita mulai lagi. Dunia delapan tungkai selalu menarik, dan semoga akan ada banyak hal baru di depan sana.

Minggu, 20 Maret 2011

Cave Spider Survey: gua wisata

Narsis doang...setelah berjam-jam nunak-nunuk mengamati si laba-laba gua

Sustainable tourism for the cave spider

Kegiatan wisata gua merupakan salah satu contoh bagian dari nilai ekonomis kawasan karst. Hanya saja, yang perlu diperhatikan adalah kegiatan wisata gua harus dilakukan dengan mengedepankan keselamatan baik wisatawan/pelaku kegiatan, maupun gua itu sendiri beserta isinya. Keselamatan gua dan isi di dalamnya hanya dapat dijaga dengan dasar riset yang kuat dan komprehensif, artinya data yang dibutuhkan bersifat menyeluruh dan valid secara ilmiah.

Sebagai contoh, laba-laba buta Menoreh, yang salah satu habitatnya adalah gua (yang telah dikembangkan untuk kegiatan) wisata, tentunya memiliki resiko lebih tinggi terhadap ancaman khususnya kerusakan habitat.

Diperlukan pengelolaan ekstra hati-hati jika kita menginginkan spesies bernilai ilmiah ini tetap lestari.

Sabtu, 12 Maret 2011

Kill Nothing but Time


Sebuah pesan sederhana buat penggiat penelusuran gua (caver).

Troglobit, mereka hidup dalam lingkungan sangat stabil. Sedikit saja perubahan pada habitat mereka, akan sangat membahayakan kehidupan mereka.
Sedikit tips, khususnya untuk troglobit terestrial, lebih khusus lagi laba-laba buta Menoreh:
1. Pastikan kegiatan penelusuran anda benar-benar PENTING. Kegiatan dengan tujuan rekreasi, latihan, atau sejenisnya dapat dilakukan di gua wisata/ gua dengan tingkat resiko kerusakan rendah.
2. Batasi JUMLAH personel. Semakin banyak anggota tim, akan mempertinggi resiko kerusakan habitat troglobit.
3. Pastikan aktivitas Anda aman, perhatikan saat Anda berjalan, merayap, istirahat di tempat yang BENAR. Jangan sekali-sekali MEROKOK, membuang sampah, dan melakukan aktivitas tidak perlu di dalam gua, usahakan memakai penerangan elektrik untuk lorong-lorong yang jauh dari mulut gua.
4. Karakteristik habitat laba-laba gua: lorong-lorong dalam yang lembab, biasanya dekat aliran sungai kecil/ genangan perkolasi. Kenali habitat mereka dan BATASI akses ke lorong-lorong seperti disebut di atas.
5. Buat laporan/ catatan jika ada temuan baru di gua yang Anda telusuri.

Jangan sampai tindakan KONYOL karena KETIDAKTAHUAN kita menjadi MALAPETAKA bagi kehidupan di gua yang BERNILAI TINGGI!!

Salam