Rabu, 19 Mei 2010

Schizomid

Kingdom: Animalia
Phyllum: Arthropoda
Class: Arachnida
Order: Schizomida

Common name: shorttailed whipscorpion

This small schizomid collected from under a woodpile in Menoreh
(Photograph by Anang HK)

Rabu, 12 Mei 2010

Ant mimic spider (lagi)

Myrmarachne cf. assimilis mimicking to Oecophylla smaradigna. (weaver ants)
Photograph by Anang H. Kurniawan
Thanks to X. Nelson for your suggestion

Selasa, 11 Mei 2010

RTA clade: Lycosoidea


Gambar: Anggota Lycosoidea, dengan keterangan susunan mata
1. Pisauridae
2. Lycosidae
3. Oxyopidae

Jumat, 07 Mei 2010

Panggilan kelompok minoritas

Laba-laba sejati (Araneae) ditambah dengan Acari menyusun 87,5 % dari total arachnid yang telah diketahui di muka bumi. Besar kemungkinan jumlah tersebut masih akan terus bertambah mengingat temuan jenis-jenis baru untuk kelompok ‘mayoritas’ tersebut intensitasnya masih tinggi. Opiliones, Scorpiones, Pseudoscorpiones, Solifugae, Schizomida, Amblypygi, Uropygi, Palpigradi dan Ricinulei merupakan ordo-ordo anggota Arachnida di luar kelompok laba-laba sejati. Jika jumlah jenis-jenis anggota kesembilan ordo tersebut (sebut saja kelompok ‘minoritas’) dijumlahkan, maka hanya akan menyusun kurang lebih 12,5 % dari total spesies anggota Kelas Arachnida.

Penggunaan istilah minor pada kelompok ordo di atas berdasarkan menurunnya jumlah jenis yang dideskripsi (Prendini 2001). Penurunan publikasi jenis baru pada ordo-ordo minor dihubungkan dengan dua faktor utama. Keanekaragaman jenis yang kecil (sebagaimana telah disebutkan) merupakan faktor yang pertama. Sedangkan faktor kedua adalah penurunan jumlah ahli spesialis ordo-ordo yang disebut di atas. Kondisi tersebut nampaknya mengkhawatirkan untuk masa depan pengembangan arachnology, belum lagi ditambah dengan pengetahuan mengenai aspek biologi yang masih jauh dari komprehensif.

Dari uraian sangat singkat di atas, saya tulis: Banyak makhluk-makhluk kecil di sekitar kita, tetapi kita belum sepenuhnya menyadari keberadaan mereka, atau malah justru menutup mata rapat-rapat. Padahal tidak ada hal yang sia-sia dari makhluk ciptaan-Nya.

Photo: A 'scorpion' on my helmet...a symbol of minority? i'm not sure yet...

Keluarga ‘Besar’ Laba-laba Peloncat (Araneae: Salticidae): sebuah tinjauan


Salticidae dan ‘RTA clade’

Laba-laba peloncat (Fam. Salticidae), merupakan keluarga terbesar dalam bangsa laba-laba sejati (Araneae), dengan jumlah jenis yang telah terdeskripsi sekitar 5.000 jenis. Tidak mengherankan jika kelompok ini sangat mudah ditemukan di manapun di seluruh dunia. AME (anterior medial eyes) atau principal eyes, yaitu sepasang mata pada baris depan menjadi penciri untuk membedakan kelompok ini dengan laba-laba lainnya. Pada salticid, ukuran AME berkembang menjadi jauh lebih besar dan mata tersebut memiliki ketajaman penglihatan yang jauh lebih bagus daripada Arthropoda lainnya, bahkan dibandingkan dengan capung.

Meskipun evolusi laba-laba peloncat selalu menjadi teka-teki bagi para ahli, dengan analisis morfologi dan DNA menggunakan teknik kladistik, pola evolusi kelompok ini mulai terlihat. Perkembangan evolusioner laba-laba peloncat menjadi kelompok yang memiliki variasi besar sangat didukung dengan perkembangan yang unik pada penglihatan mereka. Mereka sangat bervariasi dalam morfologi, perilaku berburu, dan perilaku kawin; dan semuanya sangat berkaitan dengan penglihatan. Secara morfologis; mereka menunjukkan kombinasi warna yang unik, beberapa warna cerah seperti hijau, biru, merah, dan kuning, sedangkan lainnya menunjukkan warna-warna gelap. Beberapa jenis memiliki mekanisme meniru morfologi hewan lainnya seperti semut, kumbang, bahkan belalang sembah dan pseudoscorpion. Dalam kebiasaan berburu, strategi mereka bervariasi mulai dari ambushing (sit-and-wait strategy), sampai strategi berburu mengejar-menyergap layaknya kucing. Sedangkan dalam perkawinan kebanyakan mengandalkan visualisasi dan vibrasi.

Saltisidae merupakan anggota RTA clade, grup yang terdiri dari setidaknya setengah dari seluruh laba-laba yang diketahui. Kladus ini beranggotakan laba-laba dengan retrolateral tibial apophysis pada pedipalpi individu jantan. Famili-famili anggotanya (dengan beberapa pengecualian) adalah laba-laba yang telah kehilangan kemampuan membangun sarang. Asal usul saltisid sering dikaitkan erat dengan evolusi clubionid, thomisid, dan philodromid grup terutama dalam hal kemajuan alat penglihatan (khususnya mata primer), dan kemampuan menggerakkan retina menggunakan otot.

Sebagai anggota RTA clade, salticid dan beberapa famili kelompok pemburu dengan dua cakar bergabung dalam grup Dionycha. Pengetahuan mengenai hubungan filogeni antar dionychan sejauh ini diketahui dari studi filogeni molekuler intra familial, dengan menempatkan anggota famili lain sebagai outgrup. Corinnidae, Miturgidae, Gnaphosidae, Thomisidae, dan Philodromidae merupakan famili yang kemungkinan berkerabat dengan laba-laba peloncat. Sampai saat ini, berbagai studi filogeni memperkuat dugaan bahwa Salticidae adalah monophyletic grup jika dibandingkan dengan famili lainnya.

Salticoida

Ini mungkin kelompok paling maju dalam evolusi salticid. Tersusun oleh mayoritas jenis salticid yang ada saat ini, kelompok salticoid memiliki retina AME yang melengkung tajam. Beberapa perubahan evolusioner lainnya terjadi pada mata lainnya (di luar AME), misalnya mereduksinya PME (posterior medial eyes) yang mungkin terkait dengan pengembangan mata sekunder lainnya, serta perkembangan pada mata sekunder (anterior lateral eyes dan posterior lateral eyes). Perubahan pada susunan mata dan ketajaman penglihatan pada mata primer maupun sekunder, mengindikasikan bahwa penglihatan merupakan bagian utama evolusi pada salticid.

Ref:
Hill, David E.; and Richman, David B. 2009. The evolution of jumping spider (Areneae: Salticidae): a review. PECHKAMIA 75.1

Senin, 03 Mei 2010

Delapantungkai arachnochart: Ini dia enam monster bertungkai delapan di kegelapan gua-gua kawasan Menoreh


Semuanya unik, menarik, dan mereka adalah pemangsa yang luar biasa. Apa jadinya jikalau ‘monster-monster’ gua berebut posisi untuk menempati posisi teratas dalam chart monster paling luar biasa? Siapakah yang paling layak dinobatkan sebagai king of the king? Ini dia hasil penilaian delapantungkai:

Di mulai dari posisi keenam ada Uropygi, hewan bertungkai delapan yang sering ditemukan di sekitar mulut gua. Meskipun lebih sering dijumpai di sekitar mulut gua, Uropygi juga pernah tercatat sampai zona gelap total. Perilaku mengeluarkan zat berbau mirip cuka menjadikannya dipanggil kalacuka.
Ordo: Uropygi
Famili: Thelyphonidae

Suatu saat nanti, dia mungkin saja bisa menduduki urutan atas! Hewan yang luar biasa, tercatat hidup dalam zona gelap total, dengan strategi pemangsa yang juga luar biasa. Hidup di atap gua, membangun jaring penjerat dan menunggu mangsa, sungguh predator yang efektif. Seekor troglomorph nocticolid yang kurang beruntung pernah tercatat jatuh ke perangkap dan menjadi santapan lezat hewan ini. Bentuk sarang merujuk ke kelompok cob-web weaver (nesticid-kah?). Meskipun didukung dengan catatan awal yang menggambarkan reputasi yang nampaknya luar biasa; tetapi dengan masih sangat terbatasnya catatan perjumpaan, hanya mampu menempatkannya di urutan kelima
Ordo: Araneae

Di posisi keempat ada laba-laba pemanen Opiliones, bentuk tubuhnya membulat dengan batas antara cepalothorax dan abdomen yang tidak jelas. Tungkai-tungkainya sangat panjang, sepasang tungkai kedua berfungsi sebagai alat perasa. Hidup pada dinding-dinding gua atau di atas batu-batuan, mereka menunggu mangsa yang lewat.
Ordo: Opiliones

Posisi ketiga ditempati oleh kalacemeti Stygophrynus dammermani. Berukuran sedang dengan tubuh berwarna coklat gelap, 3 spina dorsal pada pedipalpi membedakannya dengan sang kerabat dekat Charon grayi dari kawasan Gn Sewu. Mereka hidup pada dinding-dinding gua, terutama dekat dengan tumpukan guano. Mangsa mereka berupa arthropod kecil seperti jangkerik.
Ordo: Amblypygi
Famili: Charontidae
Genus: Stygophrynus
Jenis: S. dammermani

Besar, kuat, dan terdistribusi luas. Nampak mendominasi kelompok predator gua, laba-laba sparassid dari Marga Heteropoda ini layak mendapat kehormatan untuk menempati runner-up monster permangsa luar biasa di gua-gua Menoreh. Bentangan tungkai mereka hampir menyamai bentangan tangan orang dewasa. Mereka menunggu jangkerik gua yang lewat dan menyergap. Jangkerik yang tertangkap akan dibalut dengan benang halus dan direkatkan di batuan untuk membantu memudahkan proses ingesti. Telur laba-laba ini dibungkus dengan kantung berwarna gelap dan selalu dibawa dengan cara dikaitkan pada kelisera.
Ordo: Araneae
Famili: Sparassidae
Genus: Heteropoda

Dan inilah sang jawara monster kegelapan…! Kedelapan mata mereka mereduksi hingga hanya meninggalkan bekas berupa titik-titik kecil berwarna putih. Laba-laba berwarna coklat muda hingga kuning pucat ini tidak merespon cahaya, tetapi mereka menanggapi rangsangan berupa sentuhan dan aliran udara yang dikejutkan. Tungkai-tungkai dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang disebut trichobotria, yang fungsinya sebagai alat sensor. Mereka mungkin membutuhkan lingkungan yang spesifik, karena sampai saat ini hanya ada tiga koloni yang diketahui. Proses deskripsi untuk jenis baru ini masih dikerjakan.
Unik, langka, dan kenampakan morfologi yang menunjukkan tingkat adaptasi yang tinggi menempatkan laba-laba buta Menoreh sebagai king of the king untuk monster kegelapan Menoreh, versi delapantungkai!
Ordo: Araneae

Mengingat ketersediaan data yang masih terbatas, penilaian tentu saja bersifat subjektif. Akan tetapi semoga memberikan sedikit informasi untuk para pembaca yang budiman. Cave arachnids masihlah sebuah tantangan besar untuk dipelajari! Salam hangat dari dinginnya lorong gelap dan lembab...