Semuanya unik, menarik, dan mereka adalah pemangsa yang luar biasa. Apa jadinya jikalau ‘monster-monster’ gua berebut posisi untuk menempati posisi teratas dalam chart monster paling luar biasa? Siapakah yang paling layak dinobatkan sebagai king of the king? Ini dia hasil penilaian delapantungkai:
Di mulai dari posisi keenam ada Uropygi, hewan bertungkai delapan yang sering ditemukan di sekitar mulut gua. Meskipun lebih sering dijumpai di sekitar mulut gua, Uropygi juga pernah tercatat sampai zona gelap total. Perilaku mengeluarkan zat berbau mirip cuka menjadikannya dipanggil kalacuka.
Ordo: Uropygi
Famili: Thelyphonidae
Suatu saat nanti, dia mungkin saja bisa menduduki urutan atas! Hewan yang luar biasa, tercatat hidup dalam zona gelap total, dengan strategi pemangsa yang juga luar biasa. Hidup di atap gua, membangun jaring penjerat dan menunggu mangsa, sungguh predator yang efektif. Seekor troglomorph nocticolid yang kurang beruntung pernah tercatat jatuh ke perangkap dan menjadi santapan lezat hewan ini. Bentuk sarang merujuk ke kelompok cob-web weaver (nesticid-kah?). Meskipun didukung dengan catatan awal yang menggambarkan reputasi yang nampaknya luar biasa; tetapi dengan masih sangat terbatasnya catatan perjumpaan, hanya mampu menempatkannya di urutan kelima…
Ordo: Araneae
Di posisi keempat ada laba-laba pemanen Opiliones, bentuk tubuhnya membulat dengan batas antara cepalothorax dan abdomen yang tidak jelas. Tungkai-tungkainya sangat panjang, sepasang tungkai kedua berfungsi sebagai alat perasa. Hidup pada dinding-dinding gua atau di atas batu-batuan, mereka menunggu mangsa yang lewat.
Ordo: Opiliones
Posisi ketiga ditempati oleh kalacemeti Stygophrynus dammermani. Berukuran sedang dengan tubuh berwarna coklat gelap, 3 spina dorsal pada pedipalpi membedakannya dengan sang kerabat dekat Charon grayi dari kawasan Gn Sewu. Mereka hidup pada dinding-dinding gua, terutama dekat dengan tumpukan guano. Mangsa mereka berupa arthropod kecil seperti jangkerik.
Ordo: Amblypygi
Famili: Charontidae
Genus: Stygophrynus
Jenis: S. dammermani
Besar, kuat, dan terdistribusi luas. Nampak mendominasi kelompok predator gua, laba-laba sparassid dari Marga Heteropoda ini layak mendapat kehormatan untuk menempati runner-up monster permangsa luar biasa di gua-gua Menoreh. Bentangan tungkai mereka hampir menyamai bentangan tangan orang dewasa. Mereka menunggu jangkerik gua yang lewat dan menyergap. Jangkerik yang tertangkap akan dibalut dengan benang halus dan direkatkan di batuan untuk membantu memudahkan proses ingesti. Telur laba-laba ini dibungkus dengan kantung berwarna gelap dan selalu dibawa dengan cara dikaitkan pada kelisera.
Ordo: Araneae
Famili: Sparassidae
Genus: Heteropoda
Dan inilah sang jawara monster kegelapan…! Kedelapan mata mereka mereduksi hingga hanya meninggalkan bekas berupa titik-titik kecil berwarna putih. Laba-laba berwarna coklat muda hingga kuning pucat ini tidak merespon cahaya, tetapi mereka menanggapi rangsangan berupa sentuhan dan aliran udara yang dikejutkan. Tungkai-tungkai dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang disebut trichobotria, yang fungsinya sebagai alat sensor. Mereka mungkin membutuhkan lingkungan yang spesifik, karena sampai saat ini hanya ada tiga koloni yang diketahui. Proses deskripsi untuk jenis baru ini masih dikerjakan.
Unik, langka, dan kenampakan morfologi yang menunjukkan tingkat adaptasi yang tinggi menempatkan laba-laba buta Menoreh sebagai king of the king untuk monster kegelapan Menoreh, versi delapantungkai!
Ordo: Araneae
Mengingat ketersediaan data yang masih terbatas, penilaian tentu saja bersifat subjektif. Akan tetapi semoga memberikan sedikit informasi untuk para pembaca yang budiman. Cave arachnids masihlah sebuah tantangan besar untuk dipelajari! Salam hangat dari dinginnya lorong gelap dan lembab...
Di mulai dari posisi keenam ada Uropygi, hewan bertungkai delapan yang sering ditemukan di sekitar mulut gua. Meskipun lebih sering dijumpai di sekitar mulut gua, Uropygi juga pernah tercatat sampai zona gelap total. Perilaku mengeluarkan zat berbau mirip cuka menjadikannya dipanggil kalacuka.
Ordo: Uropygi
Famili: Thelyphonidae
Suatu saat nanti, dia mungkin saja bisa menduduki urutan atas! Hewan yang luar biasa, tercatat hidup dalam zona gelap total, dengan strategi pemangsa yang juga luar biasa. Hidup di atap gua, membangun jaring penjerat dan menunggu mangsa, sungguh predator yang efektif. Seekor troglomorph nocticolid yang kurang beruntung pernah tercatat jatuh ke perangkap dan menjadi santapan lezat hewan ini. Bentuk sarang merujuk ke kelompok cob-web weaver (nesticid-kah?). Meskipun didukung dengan catatan awal yang menggambarkan reputasi yang nampaknya luar biasa; tetapi dengan masih sangat terbatasnya catatan perjumpaan, hanya mampu menempatkannya di urutan kelima…
Ordo: Araneae
Di posisi keempat ada laba-laba pemanen Opiliones, bentuk tubuhnya membulat dengan batas antara cepalothorax dan abdomen yang tidak jelas. Tungkai-tungkainya sangat panjang, sepasang tungkai kedua berfungsi sebagai alat perasa. Hidup pada dinding-dinding gua atau di atas batu-batuan, mereka menunggu mangsa yang lewat.
Ordo: Opiliones
Posisi ketiga ditempati oleh kalacemeti Stygophrynus dammermani. Berukuran sedang dengan tubuh berwarna coklat gelap, 3 spina dorsal pada pedipalpi membedakannya dengan sang kerabat dekat Charon grayi dari kawasan Gn Sewu. Mereka hidup pada dinding-dinding gua, terutama dekat dengan tumpukan guano. Mangsa mereka berupa arthropod kecil seperti jangkerik.
Ordo: Amblypygi
Famili: Charontidae
Genus: Stygophrynus
Jenis: S. dammermani
Besar, kuat, dan terdistribusi luas. Nampak mendominasi kelompok predator gua, laba-laba sparassid dari Marga Heteropoda ini layak mendapat kehormatan untuk menempati runner-up monster permangsa luar biasa di gua-gua Menoreh. Bentangan tungkai mereka hampir menyamai bentangan tangan orang dewasa. Mereka menunggu jangkerik gua yang lewat dan menyergap. Jangkerik yang tertangkap akan dibalut dengan benang halus dan direkatkan di batuan untuk membantu memudahkan proses ingesti. Telur laba-laba ini dibungkus dengan kantung berwarna gelap dan selalu dibawa dengan cara dikaitkan pada kelisera.
Ordo: Araneae
Famili: Sparassidae
Genus: Heteropoda
Dan inilah sang jawara monster kegelapan…! Kedelapan mata mereka mereduksi hingga hanya meninggalkan bekas berupa titik-titik kecil berwarna putih. Laba-laba berwarna coklat muda hingga kuning pucat ini tidak merespon cahaya, tetapi mereka menanggapi rangsangan berupa sentuhan dan aliran udara yang dikejutkan. Tungkai-tungkai dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang disebut trichobotria, yang fungsinya sebagai alat sensor. Mereka mungkin membutuhkan lingkungan yang spesifik, karena sampai saat ini hanya ada tiga koloni yang diketahui. Proses deskripsi untuk jenis baru ini masih dikerjakan.
Unik, langka, dan kenampakan morfologi yang menunjukkan tingkat adaptasi yang tinggi menempatkan laba-laba buta Menoreh sebagai king of the king untuk monster kegelapan Menoreh, versi delapantungkai!
Ordo: Araneae
Mengingat ketersediaan data yang masih terbatas, penilaian tentu saja bersifat subjektif. Akan tetapi semoga memberikan sedikit informasi untuk para pembaca yang budiman. Cave arachnids masihlah sebuah tantangan besar untuk dipelajari! Salam hangat dari dinginnya lorong gelap dan lembab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar