Seperti biasanya, hampir setiap pagi saya menyempatkan diri sekedar melihat-lihat taman kecil yang saya buat sebagai tempat melepas penat. Hanya sebuah taman kecil berukuran 2 x 3 meter, dilengkapi kolam kecil dengan selusin ikan-ikan kecil di dalamnya. Tapi pagi itu beda, perhatian saya fokus ke sebuah sarang laba-laba yang membentang tepat di atas kolam. Saya amati lebih dekat lagi, tadinya saya kira pradewasa Nephila (Fam. Nephilidae) mengingat ukuran tubuhnya yang kecil. Tapi setelah saya amati lebih cermat lagi, ternyata bukan, sepertinya lebih dekat ke Fam. Araneidae.
Belum puas mengamati laba-laba ini, mata saya menuntun ke pojok taman. Satu laba-laba lagi di antara nanas hias. Yang ini jenis yang umum, laba-laba yang sontak menggoyang-goyang keras sarangnya jika merasa terganggu. Dialah anggota orb-weaver (Fam. Araneidae) lainnya, saya kira dari Marga Argiope. Dan ternyata di dekatnya beberapa lain (Pholcidae) sedang merapikan sarang mereka. Mereka memiliki tungkai-tungkai yang ektrim panjang.
Tiga jenis laba-laba yang saya lihat itu membuat saya semakin tertarik untuk mencoba menemukan laba-laba lainnya. Wah, dan ternyata benar…saat saya balik daun tanaman (yang namanya saya tidak tahu), seekor laba-laba berwarna hijau cerah nampak terkejut. Sepasang tungkai depannya menunjukkan posisi waspada. Saya perhatikan susunan mata heksagonal dan tungkai-tungkainya dilengkapi duri-duri panjang, karakter khas lynx spider (Fam. Oxyopidae).
Satu pelajaran sangat berharga di pagi itu. Indonesia memang kaya! Hanya itu yang spontan terlintas dalam benak saya. Di sebuah taman kecil saja ada 4 laba-laba berbagi habitat, bagaimana dengan hutan tropis yang ekosistemnya stabil? Tapi sungguh ironis, bahkan jenis-jenisnya saja kita belum tahu. Diakui atau tidak, perhatian bangsa kita terhadap kekayaan hayati memang masih sangat kurang. Sebuah tantangan buat generasi muda…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar