Sabtu, 06 Maret 2010

Sekilas tentang Laba-laba (Ordo Araneae)

Laba-laba adalah anggota Kelas Arachnida yang memiliki alat penghasil benang (silk) umumnya pada ujung abdomen. Ordo ini memiliki keragaman jenis yang besar, merupakan ordo terbesar ke 7 untuk semua organisme. Mereka dapat ditemukan di hampir semua habitat di bumi, berperan sebagai predator sehingga memiliki peran kunci bagi ekosistem di mana mereka hidup. Keunikan laba-laba adalah dominasi betina yang terlihat mencolok. Jantan terkadang sulit ditemukan, bahkan beberapa jenis parthenogenesis. Pada beberapa jenis ukuran tubuh jantan jauh lebih kecil, misalnya pada Nephila sp. Betina laba-laba janda (Latrodectus sp) memangsa jantan mereka setelah selesai kawin.

Semua laba-laba dapat menghasilkan benang. Secara umum, ada dua kelompok laba-laba (tidak termasuk kriteria klasifikasi taksonomi) dalam penggunaan benang. Kelompok pertama menggunakan benang untuk menjerat mangsa, sebuah kelompok yang didominasi araneoid group (orb-web, cob-web, dan sheet-web weaver). Kelompok kedua tidak menggunakan benang untuk menjerat mangsa, termasuk kelompok ini adalah laba-laba peloncat (Salticidae), wolf-spider (Lycosidae), sparassid, dan thomisid. Benang pada laba-laba dihasilkan oleh organ khusus bernama spinnerets. Organ ini memiliki bentuk dan susunan yang berbeda-beda, sehingga menjadi salah satu karakter dalam yang digunakan dalam membedakan famili, marga, dan bahkan jenis.

Sebagai pemangsa, laba-laba memiliki beberapa strategi dalam menangkap mangsa. Laba-laba penjerat membangun jaring penjerat dengan berbagai bentuk. Araneid (orb-weaver) membangun sarang berbentuk radial simetris yang dibentangkan untuk menghadang mangsa, umumnya serangga. Biasanya laba-laba menunggu pada tengah jaring, dan merespon dengan cepat setiap objek yang terjerat pada jaring. Masih kelompok penjerat, cob-web (Theridiidae) dan sheet-web weaver (Lyniphiidae) memiliki mekanisme yang hampir sama, dengan bentuk sarang masing-masing menyerupai tongkol dan lembaran. Kelompok laba-laba lainnya memiliki mekanisme berdiam diri, menunggu, dan menyergap mangsa. Termasuk di dalamnya adalah sparassid, tarantula, dan laba-laba tanah. Lycosid mungkin memiliki mekanisme sendiri, karena kelompok ini merupakan pemburu yang aktif.

Mayoritas laba-laba memiliki 8 mata, terdiri dari 2 mata medio-anterior, 2 mata latero-anterior, 2 mata medio-posterior, dan 2 mata latero-posterior. Meskipun demikian, beberapa laba-laba memiliki 6, 4, 2 mata, atau bahkan tak bermata. Dysderidae memiliki 6 mata, Nesticidae dengan 4 mata, dan Caponiidae dengan 2 mata. Adelocosa anops (lycosid di gua lava di Kauai) merupakan contoh laba-laba tak bermata. Laba-laba ini merupakan jenis obligat gua (US Fish&Wildlife 2004). Karakteristik mata, dan susunan mata dapat digunakan sebagai karakter pembeda dalam mengidentifikasi sampai tingkat famili. Lycosidae (mata medio-posterior jauh lebih besar dari lainnya), Salticidae (mata medio-anterior jauh lebih besar), Oxyopidae (selain medio-anterior tersusun heksagonal), Araneidae (mata lateral terpisah jauh) dan Thomisidae (mata pada tuberkulus) relatif mudah dibedakan dari famili lainnya karena susunan dan posisi mata yang khas.

Beberapa laba-laba memiliki peran positif bagi manusia. Lycosid dan oxyopid mudah ditemukan di areal persawahan. Mereka adalah pemangsa serangga sehingga berpotensi menjadi agensia pengendali hama. Benang yang dihasilkan laba-laba memiliki kekuatan dan elastisitas yang luar biasa sehingga memiliki potensi besar di masa depan.

(Sumber:BugGuide)

Photo: Lynx spider

Tidak ada komentar:

Posting Komentar