Keluarga laba-laba memiliki variasi dalam perilaku makan, khususnya dalam mendapatkan mangsa. Kelompok penenun (weaver) mungkin yang paling familiar. Mereka membangun jaring penjerat dengan bentuk tertentu, menunggu, dan menyergap mangsa yang terjerat. Mekanisme yang berlaku pada kelompok ini nampaknya dapat dibagi menjadi 4 tahapan yaitu: mendapatkan posisi menurut faktor-faktor lingkungan, membangun jaring penjerat, melumpuhkan mangsa yang terjerat, dan proses mencerna (Leborgne et. al 1991). Faktor-faktor yang diduga berkorelasi dengan penentuan posisi jerat antara lain faktor klimat, faktor fisik (benang), kemelimpahan mangsa, dan keberadaan kompetitor. Cob-web sering memodifikasi jaring jerat mereka dengan menambahkan shelter dari daun (foto ada di bagian lain dalam blog ini).
Kelompok lain memiliki mekanisme ‘duduk dan menunggu mangsa’. Mereka tidak membangun jerat, melainkan menunggu mangsa yang mendekat dan menyergap dengan kecepatan tinggi. Kamuflase merupakan salah satu kunci keberhasilan predator tipe ini. Thomisid (laba-laba kepiting) misalnya, seringkali memiliki warna-warna cerah menyerupai bunga; sedangkan laba-laba lainnya kadang nampak menyatu dengan batang pohon. pada sarang berbentuk lubang di tanah. Tarantula, laba-laba primitif Lyphistiidae, dan laba-laba trapdoor berdiam di lubang pada tanah dan menyerang mangsa yang mendekati sarang mereka (diadopsi dari wikipedia).
Selain mekanisme yang disebutkan di atas, kelompok lainnya menggunakan strategi berburu aktif. Laba-laba pemburu dilengkapi dengan kemampuan mata yang luar biasa dalam mengidentifikasi keadaan di sekeliling mereka. Salticidae (laba-laba peloncat) dan Lycosidae (laba-laba serigala) merupakan contoh yang mudah ditemukan di sekitar kita. Mereka umumnya aktif pada siang hari (diurnal). Salticid memburu mangsa dengan bantuan benang sebagai pengaman sehingga membentuk semacam trek, karena kelompok ini umumnya arboreal. Sedangkan laba-laba serigala biasanya berburu di tanah atau pada pangkal tanaman rendah. Beberapa laba-laba bahkan nampak memiliki kecerdasan yang luar biasa. Mereka dapat menyusup ke dalam koloni musuh karena mengembangkan adaptasi morfologi hingga menyerupai musuh.
Bagheera kiplingi (Salticidae) mungkin memiliki perilaku yang paling aneh dalam dunia laba-laba. Jenis yang ditemukan di Amerika tengah ini merupakan laba-laba yang pertama kali diketahui sebagai vegetarian, karena nutrisi utama mereka di ambil dari dedaunan dan nektar.
Foto: 'sit-waiting and then rapidly atacking' strategy in Sparassid
Kelompok lain memiliki mekanisme ‘duduk dan menunggu mangsa’. Mereka tidak membangun jerat, melainkan menunggu mangsa yang mendekat dan menyergap dengan kecepatan tinggi. Kamuflase merupakan salah satu kunci keberhasilan predator tipe ini. Thomisid (laba-laba kepiting) misalnya, seringkali memiliki warna-warna cerah menyerupai bunga; sedangkan laba-laba lainnya kadang nampak menyatu dengan batang pohon. pada sarang berbentuk lubang di tanah. Tarantula, laba-laba primitif Lyphistiidae, dan laba-laba trapdoor berdiam di lubang pada tanah dan menyerang mangsa yang mendekati sarang mereka (diadopsi dari wikipedia).
Selain mekanisme yang disebutkan di atas, kelompok lainnya menggunakan strategi berburu aktif. Laba-laba pemburu dilengkapi dengan kemampuan mata yang luar biasa dalam mengidentifikasi keadaan di sekeliling mereka. Salticidae (laba-laba peloncat) dan Lycosidae (laba-laba serigala) merupakan contoh yang mudah ditemukan di sekitar kita. Mereka umumnya aktif pada siang hari (diurnal). Salticid memburu mangsa dengan bantuan benang sebagai pengaman sehingga membentuk semacam trek, karena kelompok ini umumnya arboreal. Sedangkan laba-laba serigala biasanya berburu di tanah atau pada pangkal tanaman rendah. Beberapa laba-laba bahkan nampak memiliki kecerdasan yang luar biasa. Mereka dapat menyusup ke dalam koloni musuh karena mengembangkan adaptasi morfologi hingga menyerupai musuh.
Bagheera kiplingi (Salticidae) mungkin memiliki perilaku yang paling aneh dalam dunia laba-laba. Jenis yang ditemukan di Amerika tengah ini merupakan laba-laba yang pertama kali diketahui sebagai vegetarian, karena nutrisi utama mereka di ambil dari dedaunan dan nektar.
Foto: 'sit-waiting and then rapidly atacking' strategy in Sparassid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar